Selamat datang dalam duniaku yang sempit ini. selamat menikmati apa yang telah aku tulis, tapi ada yang harus selalu kamu ingat bahwa tidak semua yang aku tulis adalah aku dan tidak semua yang aku bicarakan adalah kamu..

membuka pikiran tentang hati

Mei 29, 2011


saya mencintaimu bukan "karena" tetapi "walaupun" . 
Satu kalimat tersebut adalah terjemahan bebas dari sebuah kalimat Latin yang jauh lebih sulit untuk bisa dipahami dengan cepat . Kalimat tersebut sepertinya sungguh mudah diucapkan atau dituliskan . Bahkan , berlogika singkat pun masih bisa terasa mudah . Tapi cobalah untuk merenungkannya sedikit lebih lama (dan lebih serius kalau bisa) .

Benarkah kita bisa? Benarkah kita semua yang mengaku sebagai sang pencinta sanggup melakukan itu? Sungguh banyak sekali yang melekatkan jadi satu antara cinta tulus , cinta sejati , dengan balas dicintai . Seolah cinta adalah keharusan . Ketika satu insan merasakan , maka insan yang lainnya harus juga merasakannya .

Entah bagaimana dengan anda , tapi saya pribadi sungguh terkagum dengan satu kalimat latin yang sudah diterjemahkan bebas tersebut . Bahasanya mungkin bisa diterjemahkan menjadi bermacam-macam . Beberapa diantaranya yang sempat terpikir adalah:
  • Walapun kelak engkau tak seindah seperti hari ini , aku akan tetap mencintaimu (tulus) .
  • Walaupun kelak engkau tak lagi mencintaiku, aku akan tetap mencintaimu (tulus) .
  • Walaupun esok mungkin engkau telah melupakanku, aku akan tetap mencintaimu (tulus) .
  • dan lain-lain .
Bukannya:
  • Karena aku mencintaimu (tulus) , maka engkau harus mencintaiku (tulus) .
  • Karena kemarin engkau sudah menerimaku , maka selama aku mencintaimu (tulus) , dan kau harus terus mencintaiku (tulus) .
  • dan masih banyak lagi lainnya , silahkan anda tambahkan sendiri .
Bukan maksud saya untuk menjadi naif , posting ini hanya saya buat sebagai bahan renungan untuk semuanya . Sebab ketika seseorang itu berlalu dari kehidupan kita , cinta tidak harus mati . Life must go on , tapi sekali lagi cinta tidak harus mati , pilihan terbaik ada di tangan kita sendiri bagaimana baiknya , tapi memaksakan cinta berbalas (tak bertepuk sebelah tangan) hanya akan mencederai putihnya cinta .

Menjelang akhir posting , saya ingin bertanya tentang kesediaan waktu untuk sedikit berfilsafat . Mungkin , ketika semuanya sudah terasa buntu dan menyesakkan dada , kembali pada filosofi segala sesuatu mungkin bisa bermanfaat . Sekedar mengembalikan semuanya pada makna hakiki , segala sesuatunya ada dalam kehidupan , mungkin bisa menjadi sedikit pencerahan .

Saya mengerti bahwa hati yang terluka terkadang sulit untuk membuat pikiran terbuka . Saya mengerti bahwa jiwa yang mencinta seringkali berharap adanya balasan yang setimpal saat itu juga , dan dengan orang yang dimaksudkan itu juga . Saya mengerti , jika harapan itu tidak terkabul , satu-persatu akan bertanya akan pertanyaan yang sama pada Tuhan . Insya'Alloh , saya mengerti itu semua , sebab saya pun pernah mengalami . Bagaimanapun juga berjiwa besar tidak akan pernah membuat kita kecil kan?

2 komentar

Say 'Hello' .. ^^

free counters

 

Find us on Facebook

Most Reading