Selamat datang dalam duniaku yang sempit ini. selamat menikmati apa yang telah aku tulis, tapi ada yang harus selalu kamu ingat bahwa tidak semua yang aku tulis adalah aku dan tidak semua yang aku bicarakan adalah kamu..

permintaan terakhir (5)

Mei 26, 2011


malam itu Raka duduk di kursi tempat mamanya biasa duduk menunggunya , dengan tangan masih terbalut perban dan perekat yang menyatukan selang infus dengan urat nadinya ia memandang ke luar jendela . seakan tak mempercayai kenyataan yang ada . ya , saat ini Raka telah mengetahui kebenaran atas apa yang ia derita dari papanya beberapa hari yang lalu bahwa usianya tak akan lebih dari 100 hari lagi . ia ingin marah , namun pada siapa? seakan dia ingin menyalahkan Tuhan atas ketidakadilan yang ia alami .

dia mengalihkan pandangan ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam , papa dan mamanya sedang ke terminal menjemput kakek dan neneknya . dia memperhatikan jarum detik yang terus bergerak , dan ia sadar , setiap detak yang berbunyi seakan sebuah hitungan mundur ke arah kematiannya . Raka tau semua orang pasti mati nantinya , tapi menurut Raka tidak secepat itu ia harus menemui kematian . ada banyak mimpi yang belum ia raih , ada banyak hal yang ingin ia jalani di kehidupan ini , sekali lagi ia diburu rasa kecewa atas ketidakadilan itu .

pintu terbuka , membuat Raka menghapus air matanya yang tak terasa sudah membasahi pipi . ia mengira itu pastilah papa dan mamanya , ternyata bukan melainkan Nila . malam ini ia memakai baju terusan dengan bawahan setinggi lutut , tampak anggun dengan ramput ia ikat biasa . ia tersenyum dan kemudian masuk sambil membawa sekantong plastik yang Raka bisa menebak bahwa itu adalah buah-buahan .
"hai , gimana keadaan kamu?"
tanya Nila ceria , tampak bersyukur karena Raka sudah sadar dan tampak baik-baik saja meskipun sebenarnya ada kebenaran yang belum Nila ketahui .
"well , seperti yang terlihat , I'm fine .."
jawab Raka tersenyum pada Nila .
"dimana om sama tante? kug kamu sendirian?"
tanya Nila sambil duduk di atas ranjang .
"mereka menjemput kakek dan nenek di terminal . kamu kesini dengan siapa?"
tanya Raka berusaha membuat suasana lebih hidup .
"aku sendiri . tadinya mau ngajak mama , tapi mama ada janji sama temennya . kalo papa , kamu tau sendiri papa sibuk .."
jawab Nila sambil mengeluarkan apel dari dalam kantong plastik yang dibawanya tadi dan mengupasnya .
"setelah kecelakaan itu , kamu gak apa-apa Nil?"
tanya Raka . mereka memang belum bertemu lagi sejak kecelakaan itu , karena Raka tidak sadarkan diri saat Nila membawanya ke rumah sakit .
"gak apa-apa kug Ka , cuma lecet biasa aja ."
jawab Nila , kemudian menyadari sesuatu ,
"Laa kamu sendiri gimana? apa ada sesuatu yang tidak benar hingga kamu harus dirawat lama gini? aku khawatir banget waktu itu , takut ada apa-apa .."
"ah gak kug , ini cuma untuk pemulihan aja .."
jawab Raka , berdusta .

tak lama kemudian rombongan keluarga Raka datang , menyelamatkan Raka dari keharusan berbohong lebih banyak lagi kepada Nila . mereka semua mengobrol dengan ceria malam itu , bahkan Raka pun ikut ceria , seakan tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi tentang keadaannya .

sekitar pukul 9 malam Nila berpamitan dan berjanji akan menjenguk Raka lagi bila ada waktu luang . mama mengantar Nila keluar , sedangkan papa mendekati Raka , mengelus rambutnya , Raka bisa tau bahwa papanya ingin mengatakan betapa ia mencintai Raka , namun seperti yang semua orang ketahui , seorang ayah sangat sulit mengatakan hal itu .
---
Waktu terus berjalan dan hal yang ditakutkan oleh semua orang tampaknya akan benar-benar terjadi . keadaan Raka makin memburuk dan tidak menunjukkan perbaikan sama sekali . berkali-kali mama memohon pada dokter untuk menyembuhkan malaikatnya itu , namun berkali-kali pula dokter hanya bisa menggelengkan kepala .

sore itu semua berkumpul di kamar rumah sakit yang sejak 2 bulan terakhir telah menjadi kamar pribadi Raka , memandang cemas ke arah Raka ketika dokter memeriksanya . Raka hanya diam , sesekali menoleh pada mamanya dan tersenyum , seakan ingin mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja sehingga mamanya tak perlu khawatir lagi padanya .

"kita semua menyayangimu Raka , kamu harus bisa bertahan dan kuat .."
kata dokter itu , ketir suaranya terdengar jelas , bahwa apa yang dirasakan oleh orang-orang yang ada di dalam kamar itu juga dirasakan oleh dokter itu yang telah menjadi sahabat Raka 2 bulan ini .
"tentu saja Dok , saya pasti kuat , saya tak akan mengecewakan orang-orang yang menyayangi saya .."
kata Raka berusaha menguatkan suaranya . mama berlari mendekati ranjang Raka dan memeluknya erat .
"jika saja mama bisa menukar posisi kamu sayang .."
kata mama disela tangisannya .
"tidak Ma , jangan bicara seperti itu . Tuhan tau yang terbaik bagi hamba-Nya , dan jika Raka seperti ini , maka ini lah yang terbaik buat Raka .."
kata Raka sambil menggenggam tangan mamanya .

Kemudian Raka memandang papanya dan mengisyaratkan agar papanya mendekat . kini papa dan mamanya duduk berdampingan di samping Raka , ketiganya menangis , tapi Raka berusaha terlihat kuat dan kemudian berkata ,
"Raka ingin meminta sesuatu pada Papa , untuk yang terakhir kalinya .."

2 komentar

  1. kapan selesai ini ceritaaa..:D

    BalasHapus
  2. ga usaa buru buru , yang penting kan bisa dinikmati .. :D
    yang jelas , dijamin ga bakal seperti sinetron .. :p

    BalasHapus

Say 'Hello' .. ^^

free counters

 

Find us on Facebook

Most Reading