Selamat datang dalam duniaku yang sempit ini. selamat menikmati apa yang telah aku tulis, tapi ada yang harus selalu kamu ingat bahwa tidak semua yang aku tulis adalah aku dan tidak semua yang aku bicarakan adalah kamu..

tidak berjodoh

Oktober 13, 2013

Ak ingat percakapanku dg umiku bbrp tahun yg lalu..
"gimana kalo dia drebut cwo lain?" kataku sambil terus mengekor umi yg sedang menyiapkan makanan ddapur.
"berarti kalian tidak berjodoh"
Sejak itulah sedikit demi sedikit rasa cemburuku susut dan jauh lebih percaya pada pasanganku.

Jadi saat pasanganku sdg brsama laki-laki lain ak tak pernah mempermasalahkan hal itu, yg ak minta hanya dia menjaga perasaanku dan menghormatiku sebagai pasangannya dan sebagai pria. Itu saja.

Dear You..

Oktober 10, 2013

There are times. When all we need to know is someone cares.And you are there for me in those times.Thank you for all that you are. And all that you do.Thanks for breaking my heart and hurt me.Yes, you make me stronger than before.

Pak Polisi, mama minta pulsa..

Oktober 06, 2013


kejadian ini berlangsung beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 4 Oktober 2013 di Kota Surabaya daerah sekitar perempatan Pasar Besar.
kronologi cerita:
saya yang saat itu sedang mengendarai mobil sedan berjalan pelan karena sedang mencari posisi Bank Kesejahteraan untuk mengurus nomor PIN yang lupa. saat itu saya berhenti di Traffic Light dan berada pada posisi mobil ke-4 atau ke-5 entah saya lupa dari mobil terdepan. saat lampu berubah menjadi hijau semua kendaraan berjalan pelan, termasuk saya dan mobil di belakang saya. saya melewati zebra cross persis ketika lampu baru saja menyala kuning, jadi sepersekian detik dari hijau. mungkin lagi apes atau karena kendaraan saya bernomor polisi luar kota (N - Malang) hingga saya diberhentikan oleh petugas polisi yang dengan 'sigap' sudah ada di tengah jalan ketika saya lewat sedangkan mobil yang ada di belakang saya 'selamat' meskipun berada tepat di belakang saya yang berarti telah melewati traffic light lebih lama dari saya, bahkan mungkin saat lampu sudah berubah menjadi merah.
setelah basa basi saya dari mana dan mau kemana, petugas yang 'sigap' itu tadi membawa saya ke tempat dia 'nongkrong' yang letaknya tepat di pojokan jalan dan mulai menunjukkan buku tilang yang jadi 'pusakanya' untuk mejerat "pelanggar rambu" seperti saya ini. beliau langsung menanyakan saya ingin membayar langsung ke bank atau membayar melewati beliau seraya menunjukkan nominal yang harus dibayarkan jika melewati bank, yaitu Rp 500.000,- (WOW!!!) setelah itu beliau juga menawarkan membayar ditempat dengan nominal yang saya kehendaki. selama saya berfikir dan menimbang-nimbang mana yg akan saya pilih, si petugas bergaya sedang di telpon oleh istrinya (mungkin) karena dengan jelas saya mendengan "iya ma, besok insya ALLOH papa pulang", akhirnya saya putuskan untuk memberikan uang Rp 100.000,- kepada petugas tersebut lalu pergi.
ada hal menarik yang ingin saya bahas di sini. pertama tentang kesalahan saya hingga saya harus diberhentikan, dan yang kedua mekanisme tilang yang diterapkan oleh petugas kepada saya sebagai pelanggar lalu lintas.
pertama, katakanlah saya memang bersalah karena melanggar lalu lintas tapi apa iya harus terjadi seperti kronologi di atas itu? secara saya dari luar kota dan perempatan yang saya lewati itu benar-benar menjebak. tidak akan mudah untuk menyadari bahwa di tengah jalan harus berhenti dikarenakan tidak lazim ada traffic light di tengah perempatan kan? karena normalnya traffic light ada di ujung-ujung tiap perempatan. bahkan menurut saya yang masih awam ini, saya maksimal hanya layak mendapatkan peringatan atas kesalahan saya. bahkan seharusnya saya cukup diberi arahan atas rambu yang 'menjebak' tersebut tanpa harus kena tilang.
kedua, apa iya setiap pelanggaran harus dikenakan biaya denda tertinggi? saya rasa tidak. dan yg dilakukan petugas itu menurut saya sudah salah besar. malah menurut saya itu hanya akal-akalannya saja agar bisa mendapat keuntungan dari ketidaktahuan saya tentang rambu tersebut. logikanya, mana ada orang lebih memilih membayar 500 ribu jika dia bisa membayar yg jauh lebih murah dari itu? bahkan saya tidak ditawarkan untuk menjalani sidang dalam kasus pelanggaran tersebut.

kalo sudah seperti ini, marah rasanya saya kepada petugas polisi yang ada di pinggir jalan itu, bukan rasa hormat atau bahkan salut karena telah bekerja mengatur lalu lintas. ditengah maraknya pemberitaan tentang kepolisian yang selalu negatif, ternyata masih saja ada oknum yang mengatasnamakan ketertiban untuk mencari keuntungan pribadi. saya rasa memang perlu untuk ditindak lanjuti, bagaimana rambu yang ada itu jelas dan mudah dimengerti oleh pengguna jalan, bukan membingungkan dan malah dijadikan objek kesalahan.

Say 'Hello' .. ^^

free counters

 

Find us on Facebook

Most Reading