sebuah cerita untuk sebuah nama
Januari 13, 2011
Karena melihat tumpukan buku yang udah sangat berantakan , dan karena ada teman yang mau pinjem buku , akhirnya aku pun membongkar seluruh buku – buku yang kumiliki .
Akhirnya aku terpaku pada satu buku , Always, Laila Hanya Cinta Yang Bisa , buku karya Andi Eriawan ini memang menggugah diriku . Karena biasa alasan romance dan sedih , sama seperti cerita cintaku , hanya saja , mantanku masih hidup dan hidup bahagia dalam dunianya sendiri .
Buku ini bercerita tentang seorang Laila , umur 25 tahun , memiliki segalanya . Hidup yang ringan , tak banyak masalah , punya pacar (Pram) yang selama 8 tahun menemani hari-hari bahagianya .
Sementara Pram – Phrameswara , sebaya dengan Laila , adalah sosok yang easy going , arsitek yang suka memasak , hingga memiliki kafe yang dinamakan Laila’s CafĂ© , karena sangat mencintai Laila . Sebagai orang Bandung , Pram tidak menyukai bioskop dan factory outlet (FO) yang banyak bertebaran di kota itu . Semula ia tidak mau mengambil profesi yang mendasari pendidikannya , tetapi keadaan berbalik ketika Laila memutuskan cintanya begitu saja . Pram lalu pindah ke Yogya , bekerja pada sebuah perusahaan properti .
Kisah Laila dan Pram sebenarnya sederhana . Dua kekasih yang serasi , sepakat untuk menikah . Tak ada yang tidak menyetujui niat keduanya , karena kedua keluarga telah saling mengenal dengan baik . Tetapi tatkala mendapati dirinya mengidap Carsinoma Ovarium , yang mengakibatkan kedua indung telurnya harus diangkat demi keselamatan hidupnya , niat menikah itu pupus . Laila yang telah membayangkan perkawinannya kelak akan gaduh dengan suara anak-anak , dan Pram pun meyakini Laila akan menjadi istri dan ibu yang baik . Tetapi , apa artinya jika Laila tak bisa memiliki anak yang lahir dari rahimnya sendiri?.
Tanpa diketahui Pram , Laila punya argumen sendiri tentang kenyataan hidupnya . Menurutnya , untuk waktu-waktu dekat Pram mungkin akan menerima kondisi tubuh Laila dan tidak menjadikannya masalah besar meskipun tak bisa memberikan buah hati . Tetapi , bagaimana lima atau sepuluh tahun mendatang? Apalagi Pram anak tunggal yang tentu diharapkan memiliki anak sebagai penerus keluarga .
Karena tidak ingin mengorbankan Pram itulah , lantas Laila menarik diri menjauh dari Pram tanpa pernah menjelaskan alasannya . Sementara Pram tetap mengejarnya selama lebih dari empat bulan , hingga putus asa lalu memutuskan pindah ke Yogya .
Lalu , setelah memikirkan sekian lama , Laila berubah pikiran , ingin kembali kepada Pram , dan mengejarnya ke Yogya . Tetapi Pram keburu meninggal kejatuhan balok batu karena menyelamatkan seorang pekerjanya .
Kesimpulanku setelah membaca novel ini:
Memang sih terkadang kita menyadari seberapa penting dan vitalnya keberadaan orang yang menyayangi kita setelah dia meninggalkan kita , makanya aku gak mau kehilangan orang yang aku sayangi , jadi aku lebih memilih untuk memberikan kesempatan kepada hatiku untuk menerima keadaan .
Karena sebenarnya kita tidak bisa menyamakan apa yang dipikirkan orang tentang kita dengan pikiran kita sendiri . Jadi jangan pernah memposisikan diri kita dengan orang lain , karena hal tersebut tidak akan pernah bisa dan tidak akan pernah sama .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Say 'Hello' .. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar