Brian telah memperoleh hidupnya lagi , tidak mudah , namun ia telah mendapatkannya . Dalam hatinya , kebahagiaanlah yang bertahta . tak ada lagi rasa marah , kecewa , penyesalan , atau bahkan perasaan rindu untuk mengulang masa lalu . bukan karena ia telah memperoleh ganti dari Lia , namun karena Brian telah berhasil menata serpihan hati yang telah hancur , menatanya dengan baik hingga tak ada celah disana .
Lia hanyalah masa lalu , masa dimana ia pernah berbagi rasa dan tinggal dalam mimpi yang mereka bangun bersama .
2 tahun yang lalu , ya , itu adalah waktu yang relatif lama bagi Brian untuk menata hatinya setelah dihancurkan menjadi serpihan kecil , dan setelah rentang waktu yang dilewatinya , ia menemukan kedamaian .
"ia akan tinggal di kota ini" kata Brian dalam hati, "apa yang berubah darinya .."
Brian berjalan melewati lorong untuk menuju ke kelasnya , ada mata kuliah yang harus ia tempuh hari ini . sesaat ia ragu , namun kemudia ia memutuskan untuk berjalan memutar , sedikit lebih jauh , namun setidaknya ia bisa melihat kesibukan panitia selama penerimaan mahasiswa baru tahun ini .
Ia melihat Daeng , teman seangkatannya yang berasal dari Maluku .
"Hei Bri ," sapanya, "bantuin aku dong .."
"haha" brian tertawa, "aku ada kuLiah nih ."
"ah kamu tuh" kata Daeng cemberut .
"banyak kah yang daftar?" tanya Brian sebelum melanjutkan perjalanan .
"lumayan , panitia aja sampai kuwalahan." kata Daeng sambil terus menyelesaikan tugasnya .
"yaudah aku ke kelas dulu ya ." kata Brian .
"oke " jawab Daeng .
Saat itulah mata Brian menangkap sosok yang tak asing lagi , perasaan itu muncul lagi , berlahan menyayat luka lama hingga membuat usaha 2 tahun menjadi sia-sia .
Lia , berdiri memandangnya , entah sejak kapan , namun ia memandang Brian . Tampak terkejut , namun bisa menguasai situasi .
Brian bingung , menyapa atau pura-pura tak melihat? tapi ia barusaja bertataoan mata dengan Lia , tak mungkin ia pura-pura tak melihatnya . namun sebelum Brian berhasil memutuskan harus bagaimana , Lia telah berjalan menghampirinya .
"hai" sapa Lia .
"..." Brian tertegun sejenak , dan kemudian menjawab "hai juga"
"tampaknya kamu sedang berusaha berpura-pura tak melihatku ya?" tanya Lia menggoda .
"ah , ga kok ." kilah Brian .
Brian mencari alasan-alasan agar ia segera pergi dari tempat itu . rasa sesalpun muncul karena ia memutuskan untuk berjalan memutar , andaikan ia berjalan sesuai rute , ia tak harus bertemu dengan Lia dan kini ia pasti sudah duduk nyaman di dalam kelas bersama teman-temannya .
"aku harus masuk kelas sekarang" kata Brian cepat , "aku tak ingin terlambat"
"oke ," kata Lia santai, "aku akan menunggumu"
Brian diam saja , dan berjalan menjauh . tidak bisa berfikir jernih lagi , ia hanya ingin segera menjauh dari tempat itu .
3 jam sudah Brian duduk melamun di ruang kelas , tak ada materi yang ia dengarkan siang itu , pikirannya berada jauh dari tempat yang seharusnya .
Brian memiliki 2 pilihan , pergi begitu saja dan tidak bertemu dengan Lia , atau memutuskan untuk menemui Lia dan membiarkan Lia mengobrak-abrik perasaanya lagi .
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar