Surat Cinta
Maret 27, 2011
Ini adalah sebuah kisah yang terlahir diantara ribuan kisah cinta yang ada didunia , diantara ribuan kisah cinta yang mungkin anda temui dalam menjalani hidup , dan ini adalah sebuah kisah yang [mungkin] akan membuat anda bisa lebih mengerti pasangan anda ..
------ JIKA ANDA BUKAN PEMBACA YANG BAIK , SILAHKAN BERHENTI SAMPAI DISINI ----------
Suami saya adalah seorang yang sederhana , saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di perasaan saya ketika saya bersandar di bahunya .
Tiga tahun dalam masa perkenalan , dan dua tahun dalam masa pernikahan , saya harus akui bahwa saya mulai merasa lelah , alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan .
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus . Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen . Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan . Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan .
Dia kurang sensitif dan kurang romantis . Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal .
Suatu hari , saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya , bahwa saya menginginkan sebuah perceraian .
"Mengapa?" , tanya suami saya .
"Saya lelah , kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan ," jawab saya .
Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya , tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu , padahal tidak . dia hanya duduk diam seperti patung .
Kekecewaan saya semakin bertambah , seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya bahkan ketika istrinya menginginkan sebuah perceraian , apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Tapi akhirnya suami saya bertanya , "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiran kamu?"
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan namun mantap ,"Saya punya pertanyaan , jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam perasaan saya , saya akan merubah pikiran saya dan bertahan bersamamu ."
"Seandainya , saya menyukai setangkai bunga indah yg ada di tebing gunung . Kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati . Apakah kamu akan tetap memetik bunga itu untuk saya?"
Dia termenung dan akhirnya berkata , "Saya akan memberikan jawabannya besok ."
Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya .
Keesokan paginya , dia tidak ada di rumah , dan saya menemukan selembar kertas dengan ooretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ..
------------ read me -------------
"Sayang , saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu ."
Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya . Saya melanjutkan untuk membaca kelanjutannya dengan perasaan kecewa .
"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu 'teman baik kamu' datang setiap bulannya , dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal ."
"Kamu senang diam di rumah , dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh' . Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghibur kamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami di luar sana ."
"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi , terlalu dekat membaca buku , dan itu tidak baik untuk kesehatan mata kamu . Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti , saya masih dapat menolong mengguntingkan kuku kamu dan mencabuti uban kamu ."
"Tangan saya akan memegang tangan kamu , membimbing kamu menelusuri pantai , menikmati matahari pagi dan pasir yang indah . Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajah kamu ."
"Tetapi Sayang , saya tidak akan mengambil bunga indah yang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati . Karena , saya tidak sanggup melihat air mata kamu mengalir melihat tubuhku yang tergolek tak bernyawa ."
"Sayang , saya tahu , ada banyak orang yang bisa mencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu . Untuk itu Sayang , jika semua yang telah diberikan tangan saya , kaki saya , dan mata saya tidak cukup buat kamu , saya tidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan , kaki , dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu ."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur , tetapi saya tetap berusaha untuk terus membacanya .
"Dan sekarang , Sayang , kamu telah selesai membaca jawaban saya , jika kamu puas dengan semua jawaban ini dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumah ini , tolong bukakan pintu rumah kita , saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu ."
"dan jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini , Sayang , biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya , dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu . Percayalah , bahagia saya adalah bila kamu bahagia ."
Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaan saya .
Kini saya tahu , tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya .
------------------------------ selesai ---------------------------------
Itulah cinta , di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan , maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya .
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita , dan bukan mengharapkan wujud tertentu . Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga" .
ps: terinspirasi dari ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Say 'Hello' .. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar