Selamat datang dalam duniaku yang sempit ini. selamat menikmati apa yang telah aku tulis, tapi ada yang harus selalu kamu ingat bahwa tidak semua yang aku tulis adalah aku dan tidak semua yang aku bicarakan adalah kamu..

bapak penjual es ..

September 11, 2011


ini adalah sebuah cerita tentang seseorang yang tidak aku kenal , bahkan aku mungkin tak akan bertemu dengan orang itu lagi , seseorang yang membuatku memikul rasa bersalah atas apa yang telah aku perbuat .

kemarin , Sabtu (10/9) aku menuju Malang dari rumah kakek di Blitar . dan seperti biasa , aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi , apalagi aku sendirian jadi aku tak perlu memikirkan kenyamanan orang lain yang berada di dalam mobil . hari itu jalanan lumayan lancar , setidaknya aku tidak perlu terlalu sering menginjak pedal rem dan kopling . tapi aku bertemu dengan kemacetan di daerah Gadang-Malang  aku mulai malas , apalagi pengendara motor mulai salip kanan-kiri . ada sebuah mobil Honda CRV yang membayangi dari belakang , dan mulailah kejar-kejaran dari Gadang sampai Stasiun Kota Baru . pemenangnya , tentu saja aku , entah si CRV menghilang kemana , yg jelas ia tertinggal jauh karena gagal mendahului truk bermuatan oli bekas di daerah Kota Lama . aku mulai berjalan pelan di daerah Bengawan Solo , tapi dari belakang ada Toyota Avanza plat B yang hampir saja menyenggol bodi mobilku karena berusaha mendahului dari kiri , karena emosi , lagi-lagi aku memaju mobilku dengan cepat . wus , hilang sudah si Avanza , terjebak macet di pertigaan Sulfat , dia salah ambil jalur kanan .
so far perjalana lancar-lancar saja , tapi kisah berlanjut saat aku memasuki pintu gapura perumahan . terbawa suasana kebut-kebutan dijalan raya aku memacu mobilku di atas rata-rata jalanan perumahan , sampai di sebuah pertigaan ada sepeda motor yang hendak belok kiri tapi menghabiskan setengah dari jalan yang ada (bisa membayangkan?) otomatis aku membanting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan , dan ternyata ada bapak tua penjual es yang sedang mengayuh sepedanya dari arah berlawanan . spontan aku membanting setir ke kiri lagi , dan si bapak itu berhenti mendadak , bertumpu pada batu yang ada di tepi jalan . sekilas (dan kejadian ini benar-benar sangat cepat) aku memandang wajah bapak itu , dia tersenyum sambil menunduk . aku tertegun , aku merasa bersalah , rasanya aku ingin berhenti dan meminta maaf ke bapak itu , aku beli es-nya sekalian kalau perlu , tapi aku tidak melakukannya , aku tetap berlalu begitu saja dengan senyuman di wajah bapak itu masih ada dalam ingatanku .

entah bapak tua itu tinggal dimana , ingin rasanya mengulang hari kemarin dan meminta maaf . wajahnya tidak menunjukkan kekesalan karena hampir di tabrak mobil , tapi tersenyum , menunjukkan sebuah kerendahan hati dan rasa iba bagi yang melihat . sedangkan aku? sepanjang jalan diselimuti emosi hanya karena ada kendaraan lain yang membayang-bayangi atau sepeda motor yang akan berbelok ..

maaf , mungkin hanya itu ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Say 'Hello' .. ^^

free counters

 

Find us on Facebook

Most Reading