Selamat datang dalam duniaku yang sempit ini. selamat menikmati apa yang telah aku tulis, tapi ada yang harus selalu kamu ingat bahwa tidak semua yang aku tulis adalah aku dan tidak semua yang aku bicarakan adalah kamu..

your decision..?

Maret 20, 2013


hari ini, ak terbangun dan mendapati diriku sudah berada di hari Rabu 20 Maret 2013 jam 00:55. sejenak berfikir, tampaknya sudah beberapa hari ini ak tidak akrab dengan ponselku. bahkan, sudah genap 3 hari ak tidak men-charge ponsel itu padahal sebelumnya 1 hari sekali harus sudah dicharge. (penting?)

cerita kali ini bisa kita mulai pada hari Jum'at kemarin, 15 Maret 2013. dan cerita ini diawali dengan sebuah pesan singkat/ SMS yang ga dibales. jadi ceritanya ak sedang smsn biasa dengannya, dan kemudian secara tiba-tiba "puff" dia menghilang. tanpa berita. like usual. ak yang pada dasarnya emang udah jarang mikir negative ya mikir dia mungkin lagi ribet dengan barang bawaan atau apalah disana, secara dia lagi perjalanan pulang dari Surabaya ke Blitar naik kendaraan umum. ak tunggu 5 menit, 15 menit, 30 menit, bahkan sampai lebih dari sejam. dan see, jam 19.xx dia buka whatsapp (aplikasi chat mobile) dan agak tidak mengenakkan kan jika sms kita "diacuhkan" berjam-jam tapi dia membuka "mainan" semacam itu? hancur sudah semuanya. dan super-nya, sampai detik ini tidak ada kata maaf yang keluar darinya.

ak bukan tanpa usaha, Sabtu pagi ak langsung memberinya sebuah opsi, sms silahkan ga sms juga silahkan. ak beri dia kebebasan untuk memilih daripada aku sendiri yang kecewa dbuatnya karena menunggu. dan melihat perkembangan akhir-akhir ini sudah jelas kan mana yang dia pilih?
sejak beberapa minggu yang lalu aku secara pribadi sudah memutuskan bahwa percuma saja meminta padanya, lebih baik menunggu kesadarannya sendiri, dengan begitu ak tidak akan dianggap "banyak maunya" meskipun hal itu seperti gajah yang membayangkan dirinya bisa terbang menggunakan telinga.
kalau mau sedikit mundur ke belakang, ini bukan sebuah masalah kepercayaan kita pada pasangan kan? ini juga bukan masalah negatif thinking atau semacamnya kan? tapi ini masalah respect kepada pasangan. masalah tentang bagaimana kita memperlakukan pasangan kita yang sudah berjuang keras untuk berubah demi orang yang dia sayang, demi dirinya yang lebih baik dari sebelumnya.

ini bukan tentang besarnya rasa egois seorang laki-laki yang enggan memulai percakapan dengan pacarnya, tapi tentang sebuah tanggung jawab besar bahwa setiap orang harus tau dan bisa menempatkan dirinya. kapan dia harus mengalah, dan kapan dia harus minta maaf karena kesalahan yang sudah berulang kali dia buat. mengecewakan, tapi tidak semua orang bisa menyadari itu tanpa menunggu tamparan dari orang lain  terlebih dahulu.

andaikan sampai hari ini dia tidak merasa bersalah, tapi coba dipikir dengan pola pikir paling sederhana sekalipun. bagaimana posisi orang yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar tapi sempat membuka aplikasi chat mobile dan bukannya memberi kabar karena telah menghilang sebelumnya? ak yakin jawaban semua orang akan sama, bahwa orang itu ada diposisi yang salah.

tapi dia sudah memutuskan, dan ak cukuplah mengikuti apa yang dia mau. ak sudah memikirkan setiap kemungkinan yang mungkin terjadi nanti, sampai kemungkinan terburuk sekalipun, dan ak sudah siap dengan itu. bagiku, ak sudah berusaha dan berjuang dengan sangat serius selama ini untuknya, jadi jika pada akhirnya dia memilih untuk pergi, setidaknya ak memiliki keyakinan yang ak pegang teguh bahwa bukan aku yang bersalah dan yang bersalah tidak mau meminta maaf untuk kesalahannya melainkan memilih untuk pergi.

Say 'Hello' .. ^^

free counters

 

Find us on Facebook

Most Reading