Selamat datang dalam duniaku yang sempit ini. selamat menikmati apa yang telah aku tulis, tapi ada yang harus selalu kamu ingat bahwa tidak semua yang aku tulis adalah aku dan tidak semua yang aku bicarakan adalah kamu..

-keLuhan-

April 17, 2010

17 April 2010, 21:43
"niy ud q pkr mtang2"

asumsi:
punya ide/ kemauan/ niat/ maksud/ (entahlah apa itu namanya, silahkan pilih sendiri apa yang tepat) untuk mengatakan "kita putus" adalah lebih dari 24 jam yang lalu, bahkan dengan kata "sudah aku pikir matang-matang" bisa diartikan telah dipikirkan jauh hari sebelumnya.

pertanyaannya:
1. kenapa harus dipancing dengan pertanyaan baru mengatakan itu?
2. kenapa masih mengatakan "cinta bla bla bla" sebelumnya?

hipotesa:
1. menunggu waktu yang tepat
2. nekat
3. dibawah tekanan

17 april 2010, 22:20
seorang teman berkata (lebih dari teman, best friend I think):
"sing kuat. ini cuma awal dari nemuin jati dirimu dalam cinta. jika kamu merasa cinta itu sakit, kamu akan terluka terus. jika kamu merasa cinta itu perjuangan, kamu akan mendapatkan kekuatan diri untuk mendapatkan yang terbaik"

menurutku:
seberapa kuat seseorang dalam menghadapi sesuatu yang disebut dengan "putus cinta"? bukan untuk menahan rasa sakit hati (aku telah mengalaminya 2 tahun lalu dibulan Januari 2008), bukan untuk membalas rasa sakit itu (aku telah mengalaminya hampir 8 tahun lalu dibulan september 2002), bukan untuk menunggunya kembali (aku mengalaminya sejak tahun 2005 awal hingga pertengahan 2007), tapi seberapa kuat seseorang dalam menghadapi sesuatu yang disebut dengan "putus cinta" adalah ketika ia mampu menatap cinta itu pergi, merelakannya, dan berkata pada mereka yang mendengarkan isi hatinya "aku memang mencintainya, telah lama mencintainya, tapi kini semua akan baik-baik saja tanpanya".



aku, jatuh, tesungkur, tak mampu menahan, tapi, aku, bangkit, dan merelakannya.

sebuah cerita (bagian 6)

April 13, 2010

Cerita ini hanyalah FIKSI dan karangan. TIDAK ADA HUBUNGAN antara isi cerita dengan kenyataan yang ada dalam hidup pembaca. kesamaan nama tokoh, tempat, atau hal lainnya adalah kebetulan semata, namun bila memang disengaja oleh penulis, itu merupakan kesengajaan yang benar-benar disengaja dan tidak direkayasa.

-bagian 6-


///202 hari sebelum hari ini///
(aku duduk di taman, menunggunya selesai kuliah,kami memiliki janji untuk berjalan-jalan sore ini)
>mita: (berjalan menghampiriku) sudah lama nunggunya?
>aku: (tersenyum) lumayan kug.
>mita: (cemberut) lumayan? lumayan lama? apa lumayan bentar?
>aku: (tetap tersenyum dan bangkit untuk menggandeng tangan mita) lumayan bentar.. yuk. .
>mita: (tersenyum menyambut tanganku) kita kemana sekarang?
>aku: (berfikir sejenak) bagaimana kalau kita mengelilingi kampus? kupikir kampus ini cukup luas untuk kita jelajahi berdua..
>mita: (sedikit bimbang) mm, baiklah..
>aku: (berjalan beriringan dan menggandeng tangan mita)
(kami terdiam cukup lama sebelum mita akhirnya bicara)
>mita: (berjalan di depanku dan kemudian menghentikan langkahku) ada yang salah denganku?
>aku: (terkejut) maksud kamu apa?
>mita: kenapa kamu diam saja?
>aku: (mengernyitkan dahi) tidak ada yang salah Mit..
>mita: (terkejut) "Mit" kamu bilang?
>aku: (tanpa keraguan) ada yang salah dengan itu? bukankah itu namamu?
>mita: kamu tak pernah memanggilku seperti itu lagi sejak kamu katakan kamu adalah milikku..
>aku: (terdiam sejenak) aku pikir, bagaimanapun hubungan kita saat ini, tak akan mengubah apapun yang telah kita lewati sebelumnya.
>mita: (dengann nada kecewa dan marah) maksud kamu apa? apa kamu tak mencintaiku? apa kamu ingin mengakhiri hubungan ini?
>aku: (tersenyum) tidak Mit, tapi beberapa waktu ini aku berfikir dan kemudian aku sadar, bahwa aku tidak nyaman dengan itu semua.
>mita: (terdiam, membisu)
>aku: aku tak akan pernah menjadi pacar dari siapapun Mit, tapi kamu merubah itu, aku menjadi pacarmu. dan meskipun awalnya aku merasa aneh dan tak nyaman, aku berusaha menganggapnya biasa saja. itu berhasil, asal kamu tau. dan kemudian kita harus saling memanggil masing-masing diantara kita dengan sebutan "sayang", "cinta", atau apalah itu, malah membuatku semakin asing Mit. aku seakan-akan tak mengenalmu lagi, bahkan aku seakan-akan tak mengenal diriku sendiri.
>mita: jadi kamu ingin meskipun kita berhubungan seperti ini, kita masih tetap seperti dulu?
>aku: (memandangnya) iya.
>mita: (tersenyum) baiklah, kamu sudah banyak memberikan apa yang aku mau, tak ada salahnya aku memberikan apa yang kamu mau.
>aku: (tersenyum dan meneruskan perjalanan)
***
///56 hari sebelum hari ini///
(aku berjalan cepat menuju tempat parkir, berharap tak bertemu dengannya)
>mita: (berteriak dari belakang) TAMA!!
>aku:(terkejut, menghentikan langlah, dan berlahan-lahan menoleh kebelakang) Hai Mit..
>mita: (mendekat dengan marah) kenapa beberapa hari ini kamu menghilang?!
>aku: (gugup) mm, aku lagi banyak tugas Mit, maaf..
>mita: (memandangku tajam) apa kamu berusaha menjauhiku?!
>aku: tidak Mit..
>mita: jangan berbohong padaku Tam, aku tau kamu tidak bisa berbohong.
>aku: (membalikkan badan dan berniat pergi dari tempat itu secepatnya) sudahlah Mit, aku tak berniat menjauhi siapa-siapa. aku hanya ingin sendiri untuk beberapa waktu.
>mita: (berteriak) katakan bila kamu sudah tak mencintaiku lagi, agar aku tak akan pernah mengganggumu lagi!!
>aku: (memandangnya dan berkata lirih) aku tak akan pernah mengatakan hal itu Mit, karena aku memang masih mencintaimu.
>mita: (terdiam dan berurai air mata)
>aku: (berjalan pergi dan menyesal telah bertemu dengannya siang itu)
***
///200 hari sebelum hari ini///
(inikah yang selama ini aku hindari dari sebuah hubungan dengan seorang wanita? JENUH. aku mulai membenci hubungan ini. aku mulai merindukan Mita yang dulu. aku mulai merindukan Mita yang selalu membuatku tertawa saat berbicara denganku. apa yan harus aku lakukan sekarang? apa aku harus mengatakan ini semua padanya? membuatnya bersedih lagi karenaku? aku seakan ingin berteriak BEBASKAN AKU DARI BELENGGU INI, BIARKAN AKU MENATAP LAGI KEHIDUPAN YANG SEMPAT HILANG!! tapi aku sadar bahwa aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya.)
***

-bersambung-

sebuah cerita (bagian 5)

April 12, 2010

Cerita ini hanyalah FIKSI dan karangan. TIDAK ADA HUBUNGAN antara isi cerita dengan kenyataan yang ada dalam hidup pembaca. kesamaan nama tokoh, tempat, atau hal lainnya adalah kebetulan semata, namun bila memang disengaja oleh penulis, itu merupakan kesengajaan yang benar-benar disengaja dan tidak direkayasa.

-bagian 5-


///284 hari sebelum hari ini///
(berjalan menuju tempat Mita duduk bersama teman-temannya)
>aku: (menghampirinya) Mit, aku ingin bicara.
>mita: (mengalihkan pandangan ke teman-temannya) aku pergi dulu ya..
>teman: (tersenyum padaku dan kemudian memandang Mita) iya Mit..
>aku: (mempersilahkannya berjalan di depan) kita ke tempat biasa.
>mita: (hanya diam dan berjalan cepat meninggalkanku)
(sesampainya di taman)
>aku: (jongkok di hadapannya) maafkan aku untuk yang kemarin.
>mita: (memejamkan mata) berapa kali kamu ucapkan maaf atas kesalahan yang sama padaku?
>aku: (menggenggam tangannya) apa yang harus kulakukan untuk menebusnya? katakan..
>mita: (memandang kedalam mataku) sama seperti yang selama ini aku katakan padamu.
>aku: (semakin erat menggenggam tangannya) I'm your..
>mita: (tersenyum) apakah kamu serius?
>aku: (tersenyum kecil) tentu saja.
>mita: (memelukku) terimakasih Tan..
(entah apa yang ada dalam pikiranku saat itu, aku sadar, bahwa sesungguhnya aku tak menginginkan hubungan itu. aku benci harus menyandang label PACAR bila pergi ke suatu tempat berdua. menurutku, jauh lebih nyaman bila kami hanya berteman, teman spesial tentunya, tanpa label pacar diantara kami)
***
///20 hari sebelum hari ini///
(hari ini aku merasa aneh. ada sesuatu yang membuatku pusing, membuatku sulit untuk membuka mata di pagi hari. ketika aku memaksakan diri untuk bangkit dari tidurku dan menuju kamar mandi, tiba-tiba saja aku terjatuh dan pinsan.)
>aku: (membuka mata berlahan-lahan dan mencoba mengenali tempatku berada saat itu)
>mama: kamu sudah sadar sayang? Pa, cepat panggil dokter..
>aku: (berwajah bingung)
>mama: kamu pinsan dari tadi pagi sayang..
>aku: (masih bingung) aku dimana Ma?
>mama: (meneteskan air mata) kamu di rumah sakit sayang..
>aku: (terkejut) memangnya aku kenapa Ma?
>mama: tidak tau sayang, nanti dokter akan menjelaskan..
(beberapa saat kemudian seorang dokter masuk ke kamar dan memeriksaku sebentar)
>dokter: bapak dan ibu, silahkan ikut saya sebentar.
>aku: tidak perlu membicarakannya di tempat lain, aku ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi.
>dokter: (memandang ke arah papa dan mama)
>papa: (mengangguk ke arah dokter)
>dokter: dari pemeriksaan yang dilakukan sejak pagi tadi, dapat dipastikan bahwa putra bapak dan ibu mengalami penyempitan pembuluh darah di otak.
>aku: (tidak paham dengan yang dikatakan dokter itu)
>mama: (memekik pelan dan memeluk papa)
>papa: (berusaha tegar) apa yang bisa kita lakukan untuk itu?
>dokter: kita harus melakukan operasi untuk melancarkan peredarah darah dalam tubuhnya.
>mama: (menangis) lakukan Dok.
>dokter: tapi, sebelumnya saya harus memberitahukan resiko yang bisa terjadi selama dan setelah operasi dilakukan..
>papa: apa itu?
>dokter: pertama, dia bisa mengalami kelumpuhan karena operasi itu. kedua, dia bisa saja meninggal karena kegagalan fungsi darah. dan ketiga, hal yang kita semua harapkan, dia selamat dan dapat hidup normal seperti biasa.
>mama: dari ketiga hal itu, mana yang lebih mungkin terjadi?
>dokter: maafkan saya, saya pribadi menganggap semua memiliki prosentase yang sama. saya tidak dapat memastikan mana yang mungkin terjadi pada putra anda.
***
///223 hari sebelum hari ini///
>mita: yank, antar aku belanja yuk..
>aku: iya..
(beberapa saat kemudian aku telah berada di supermarket bersamanya, menemaninya membeli segala kebutuhan selama 1 bulan kedepan. entah apa yang para wanita butuhkan dalam waktu 1 bulan itu, namun yang pasti sangat banyak yang harus mereka beli)
>mita: kamu tak ingin membeli sesuatu?
>aku: tidak..
>mita: apa aku menyita waktumu?
>aku: (tersenyum dan menggandeng tangannya) aku tidak merasa seperti itu cinta..
>mita: (tersenyum) terimakasih.
***

-bersambung-

sebuah cerita (bagian 4)

April 11, 2010

Cerita ini hanyalah FIKSI dan karangan. TIDAK ADA HUBUNGAN antara isi cerita dengan kenyataan yang ada dalam hidup pembaca. kesamaan nama tokoh, tempat, atau hal lainnya adalah kebetulan semata, namun bila memang disengaja oleh penulis, itu merupakan kesengajaan yang benar-benar disengaja dan tidak direkayasa.

-bagian 4-


///287 hari sebelum hari ini///
>aku: (menutup ransel dan berjalan keluar kelas) aku duluan ya..
>teman: (mengalihkan pandangan dari papan tulis) kemana? ketemu Mita?
>aku: (tersenyum) yups. ada yang harus aku bicarakan dengannya.
>teman: ok. aku dan anak-anak ada dikantin kalo kamu cari kami nanti.
>aku: (melambaikan tangan smbil berjalan pergi) Ok.
(10 menit kemudian di depan gedung manajemen)
>mita: (cemberut) kenapa kamu selalu membuatku menunggu?
>aku: (tersenyum) seperti kataku dulu, meskipun terlambat tapi aku datang untukmu kan?
>mita: (tetap cemberut) tapi bukankah harusnya laki-laki yang menunggu perempuan?
>aku: (tetap tersenyum) kalo begitu kita rubah hal itu, agar menjadi perempuan yang menunggu laki-laki..
>mita: huh.
>aku: (menggandeng tangannya) sudahlah, aku sudah ada di sampingmu sekarang, ayo ke taman..
>mita: (mengangguk kecil dan mengikutiku)
>aku: (duduk disampingnya) apa yang ingin kamu bicarakan denganku?
>mita: (memandangku tajam) apa kamu akan terus mengabaikan perasaanku padamu?
>aku: (menghela nafas panjang) aku tak mengabaikan apapun darimu Mit..
>mita: (marah) tapi kamu tak pernah menanggapi perasaanku. apa yang kamu inginkan dariku?
>aku: (menenangkan Mita) kita teman Mit, dan aku bahagia dengan hubungan kita ini.
>mita: (marah) TEMAN TIDAK AKAN BERCIUMAN! TEMAN TIDAK SEPERTI YANG KITA LAKUKAN SELAMA INI!
***
///338 hari sebelum hari ini///
>mita: (menggandeng tanganku) aku senang bersamamu Tam..
>aku: (tersenyum memandangnya) aku bisa katakan bahwa aku juga senang bersamamu..
>mita: (menatapku tajam) buktikan.
>aku: (berfikir sejenak) bukti apa yang kamu inginkan dariku?
>mita: (menutup mata) apa yang biasa dilakukan orang untuk menunjukkan bahwa dia bahagia bersama pasangannya?
>aku: (tersenyum) apa kamu berharap aku menciummu?
>mita: (tertawa) bukan aku yang mengatakannya..
>aku: (mendekat padanya) apa kamu tak akan menamparku bila itu kulakukan sekarang?
>mita: (tersenyum) apa aku memiliki alsan untuk melakukannya?
(sedetik kemudian aku telah menciumnya, ciuman pertama dalam hubungan itu. aku tau bahwa itu salah. aku bukan siapa-siapa dalam hidupnya, dan akupun tau bahwa dia bukan siapa-siapa dalam hidupku. namun aku mengacuhkan hal itu, dan tetap menciumnya)
***
///285 hari sebelum hari ini///
(sore ini kami berada di taman, tempat favorit kami berdua sejak awal bertemu)
>aku: (menatapnya tajam) aku minta maaf untuk kejadian tempo hari.
>mita: (memalingkan wajah) tidak apa-apa.
>aku: apa kamu marah?
>mita: tidak.
>aku: apa kamu terluka?
>mita: menurutmu bagaimana?
>aku: apa yang kamu inginkan sekarang?
>mita: kamu.
>aku: (menghela nafas) aku sudah disini bersamamu.
>mita: (menatapku) aku inginkan hatimu, aku inginkan ragamu! tak mengertikah kamu dengan itu semua Tam?!
>aku: (terdiam)
>mita: kamu bilang kamu tak akan meninggalkanku..
>aku: memang.
>mita: bagaimana kalo aku yang meninggalkanmu karena ini semua?
>aku: (memejamkan mata) apa kamu akan melakukannya?
>mita: (menangis) jangna tanyakan hal itu ketika aku mengancam akan meninggalkanmu!
>aku: kenapa?
>mita: (menangis semakin keras) karena aku tak akan bisa meninggalkanmu!!
>aku: (tersenyum dan menenangkannya) tak ada yang harus ditinggalkan dan meninggalkan Mit..
>mita: kenapa kamu tak mencintaiku?
>aku: aku mencintaimu..
>mita: jadikan aku milikmu!
>aku: kita bukan anak kecil lagi Mit. kita tak perlu label "PACAR" ketika kita pergi kemana-mana.
>mita: tapi aku butuh kepastian..
>aku: kepastian apa lagi? aku selalu ada buatmu tanpa label itu di antara kita.
>mita: apa kamu takut?
>aku: (terdiam sejenak) aku hanya tak ingin suatu saat kamu menyandang label "MANTAN"..
>mita: jadi buatlah hubungan kita selalu baik sehingga kita tak perlu menyandang label itu.
>aku: kita tak tau apa yang akan terjadi nanti kan?
>mita: (berdiri dan beranjak pergi) entahlah Tam, aku perlu istirahat.
***

-bersambung-

sebuah cerita (bagian 3)

April 08, 2010

Cerita ini hanyalah FIKSI dan karangan. TIDAK ADA HUBUNGAN antara isi cerita dengan kenyataan yang ada dalam hidup pembaca. kesamaan nama tokoh, tempat, atau hal lainnya adalah kebetulan semata, namun bila memang disengaja oleh penulis, itu merupakan kesengajaan yang benar-benar disengaja dan tidak direkayasa.

-bagian 3-


///5 hari sebelum hari ini///
(hariku semakin suram saja rasanya. canda dari teman-temankupun sepertinya tidak dapat merubah suasama hatiku ini. Mita-lah yang aku butuhkan, aku tau itu, tapi aku tak bisa bersamanya lagi, tidak untuk membuatnya menangis lagi dan terluka begitu dalam karenaku)
***
///335 hari sebelum hari ini///
(kami sedang berjalan di pinggiran taman kampus untuk menghabiskan sore yang cerah)
>mita: (berlari mendahuluiku dan kemudian berbalik memandangku) bukankah indah sekali cuaca hari ini..
>aku: (tersenyum) ya, begitulah yang tampak..
>mita: kenapa aku masih merasa bahwa kehidupan sebelum ini memang benar-benar ada ya?
>aku: (membuang nafas dalam) sudahlah, aku tak ingin membahasnya.
>mita: (menggoda) kenapa? kamu takut mengakui bahwa aku yang benar bukan?
>aku: (tersenyum) bukan. aku hanya sedang tak ingin berdebat denganmu hanya karena hal bodoh itu.
>mita: baiklah, karena hari ini aku sedang bahagia, aku akan mengabulkan keinginanmu itu. (tertawa)
>aku: (tertawa) baiklah, aku ucapkan terimakasih kalo begitu.
>mita: (terbatuk kecil) ayo kita duduk disana, aku lelah. (menunjuk sebuah tempat duduk yang kosong ditepian taman)
>aku: (mengangguk)
>mita: (berhenti dan memandangku) sebelum kita kesana, belikan aku minuman, aku haus.
>aku: (tertegun) kenapa aku?
>mita: (tersenyum) karena kamu laki-laki. (berjalan meninggalkanku)
>aku: (tersenyum) baiklah kalo begitu.
>mita: (berteriak) aku akan menunggumu disini, 5 menit.
>aku: (melambaikan tangan)
(8 menit kemudian..)
>mita: (cemberut) kau terlambat.
>aku: (tersenyum) tapi aku kembali untukmu..
>mita: (terkejut lalu tersenyum malu) jangan menggodaku.
>aku: (tertawa) tapi aku memang kembali kan? aku bisa saja meninggalkanmu disini sendiri dan menungguku sedangkan aku sudah setengah perjalanan pulang.
>mita: (melotot) apa kamu akan melakukannya?
>aku: (menutup mata dan tertawa) sekilas tadi aku sempat ingin melakukannya.
>mita: (memukulkan botol minuman yang dipegangnya ke lenganku) jahat! jahat! jahat!
>aku: (berusaha menghindar dan tertawa) aku bercanda cantik..
>mita: (terdiam dan menunduk) berjanjilah kamu tak akan meninggalkanku.
>aku: (berhenti tertawa dan memandangnya) aku tak akan meninggalkan seorang teman yang rela menungguku di taman sendirian.
>mita: (memandangku dan tersenyum)
>aku: (terdiam)
***
///300 hari sebelum hari ini///
(berlari sepanjang lorong kampus, menghampiriku yang sedang membereskan buku karena terjatuh)
>mita: (terengah-engah) aku.. ingin.. bicara.. denganmu..
>aku: (mengernyitkan dahi) silahkan.
>mita: (mengambil nafas dalam) aku baru sadar setelah berfikir keras akhir-akhir ini, aku sadar bahwa ternyata aku merindukanmu bila tak bertemu, aku sadar bahwa aku mencintaimu bila aku jauh darimu, dan aku sadar bahwa mungkin saja kita ditakdirkan bertemu siang itu.
>aku: (terkejut dan berusaha menahan tawa) apa kamu sedang menggodaku dan kamudian akan mengolok-olok aku setelah aku terpancing?
>mita: (melotot) aku serius Tam, kamu pikir aku sedang bercanda?
>aku: (tersenyum) itu karena kita selalu bercanda bila bertemu. selalu tak ada hal serius yang kita perbincangkan kan?
>mita: (mengeluh) tapi kali ini aku serius..
>aku: (berfikir sejenak) kita bicarakan lain waktu saja. sakarang bukan waktu yang tepat menurutku.
>mita: (menutup mata sejenak) kapan?
>aku: (berjalan menjauh dan tersenyum) kamu akan tau bila memang sudah saatnya kita bahas hal itu berdua.
>mita: (terdiam dan kecewa)
***
-bersambung-

sebuah cerita (bagian 2)

April 07, 2010

Cerita ini hanyalah FIKSI dan karangan. TIDAK ADA HUBUNGAN antara isi cerita dengan kenyataan yang ada dalam hidup pembaca. kesamaan nama tokoh, tempat, atau hal lainnya adalah kebetulan semata, namun bila memang disengaja oleh penulis, itu merupakan kesengajaan yang benar-benar disengaja dan tidak direkayasa.

-bagian 2-


///359 hari sebelum hari ini///
(aku sedang berjalan menuju tempat foto copy karena makalahku belum di jilid. tanpa aku sadari aku bertemu dengan gadis yang tempo hari mengaku pernah bertemu denganku)
>mita: hai, ketemu lagi ya.. (tersenyum)
>aku: eh kamu.. iya.. (tersenyum dan mengalihkan perhatian pada karyawan foto copy)
>karyawan: ada yang bisa saya bantu mas?
>aku: tolong di jilid mika mas, warna terserah, yang penting terang.
>karyawan: sebentar ya mas.
>mita: kok sendirian?
>aku: iya, anak-anak nunggu di kelas.
>mita: aku masih ngerasa kalo kita pernah ketemu sebelumnya.. (katanya sambil memegang dagunya)
>aku: (tersenyum kecil) kapan? dimana? aku gak punya banyak temen cewek di kampus ini..
>mita: mungkin di kehidupan lain.. (mengalihkan pandangan ke langit-langit ruangan)
>aku: (tertawa) ada-ada aja kamu.
>mita: (memandangku tajam) kamu gak percaya?
>aku: (tersenyum kecil dan memandangnya) kita hidup sekali, matipun sekali. tidak mungkin ada kehidupan sebelum ini. kamu kebanyakan nonton film deh kayaknya..
>mita: gimana kalo aku bisa buktiin ke kamu? (melotot ke arahku)
>aku: (sambil menyerahkan beberapa lembar uang seribuan ke karyawan foto copy) silahkan buktikan dan aku akan percaya setelah itu.
>mita: bagaimana caraku menghubungimu? bahkan namamu pun aku tak tau.
>aku: kita pasti akan bertemu lagi. (aku tersenyum padanya dan berjalan menjauh)
***
///6 hari sebelum hari ini///
>mita: (menutup mata dan membuang nafas) apa seperti ini yang kamu mau?
>aku: (menusap muka dengan kedua telapak tangan) aku tak tau apa yang aku mau..
>mita: (menatapku tajam) apa terlalu sulit untukmu mencintaiku?
>aku: mencintaimu adalah hal termudah yang dapat dilakukan oleh setiap pria di dunia ini Mit.. tak ada yang akan meragukan kecantikanmu.. ketulusanmu.. kesetiaanmu...
>mita: (memotong kata-kata yang akan kuucapkan dan berbicara keras) jadi kenapa?!
>aku: (tersenyum kecil) apa yang kamu harapkan dari pria sepertiku?
>mita: (berkata dengan tegas dan lantang) cinta.
>aku: (membuang nafas lagi) sudah aku katakan berkali-kali, berharaplah mendapatkan cinta dari orang yang memang pantas mencintaimu.. dan orang itu bukan aku.
>mita: (nada marah terdengar) JADI JELASKAN PADAKU KENAPA!!
>aku: (menutup mataku) lebih baik aku pergi. ada pekerjaan yang harus aku selesaikan.
>mita: (berteriak) TERUSLAH LARI DARIKU!
>aku: (berjalan menjauh)
***
///340 hari sebelum hari ini///
>mita: (terengah-engah) hey, aku mencarimu beberapa hari ini.
>aku: (tersenyum) kenapa?
>mita: (melotot) kenapa kamu bilang? tentu saja untuk memberikan bukti bahwa mungkin saja kita pernah bertemu di kehidupan sebelumnya.
>aku: (tertawa) jadi, apa buktinya?
>mita: (mengulurkan tangannya) namaku MITA.
>aku: (terkejut dan menjabat tangannya sambil tersenyum) kamu boleh memanggilku dengan nama yang kamu mau.
>mita: (terkejut) maksud kamu? kenapa kamu tidak menyebutkan nama kamu sebenarnya?
>aku: (tersenyum) bukankah katamu kita pernah bertemu pada kehidupan sebelumnya? jadi kamu pasti tau namaku kan?
>mita: jadi kamu percaya padaku?
>aku: siapa bilang? (tersenyum) tanpa bukti aku tak akan pernah percaya.
>mita: baiklah.. aku akan memanggilmu... (berfikir sejenak) TAMA.
>aku: kenapa TAMA?
>mita: (tersenyum) karena itulah namamu dulu..
>aku: (tertawa) baiklah.. jadi apa bukti yang akan kamu tunjukkan?
>mita: (berwajah serius) kita pasti sering kan merasa sedang mengulang kejadian yang sama ketika melakukan sesuatu? kita sering menyebutnya dejavu..
>aku: (menahan tawa) lalu..?
>mita: itu sebenarnya adalah kenangan kejadian yang memang pernah kita lakukan pada kehidupan yang lalu. kita melakukan kegiatan sama persis dengan apa yang kita kerjakan di kehidupan yang telah lalu, dan tinggal kita menyadarinya atau tidak.
>aku: (tersenyum) kamu anggap itu sebuah bukti?
>mita: (melotot) tentu saja. jangan katakan kamu tak pernah merasakannya..
>aku: (masih tersenyum) tentu aku pernah merasakan melakukan tindakan yang sama dan seakan-akan itu terulang, tapi itu hanyalah perasaan. dan menurutku, apa yang kamu katakan bukanlah bukti, namun pendapat ngawur.
>mita: (sebal) kalo kamu memang tidak percaya adanya kehidupan sebelum ini.. (terdiam sejenak) buktikan bahwa tak ada kehidupan sebelum ini. buktikan bahwa ini adalah kehidupan pertama kita.
>aku: (tertawa) tentu saja itu akan sangat sulit.
>mita: kamu tak bisa membuktikannya kan dan kamu meyakininya? sama seperti aku, tak mampu membuktikannya namun aku meyakininya.
>aku: (tersenyum) kamu sadar tidak, kita seperti 2 orang bodoh yang memperdebatkan hal yang sama sekali tidak berguna.
>mita: (melotot) ini terjadi karena kamu tak percaya.
>aku: (tersenyum) ini terjadi karena kamu memaksaku untuk percaya padamu..
(setelah itu kamu sering pergi bersama, dan sejak saat itu pula dia memanggilku TAMA)
***
-bersambung-

sebuah cerita (bagian 1)

April 06, 2010

Cerita ini hanyalah FIKSI dan karangan. TIDAK ADA HUBUNGAN antara isi cerita dengan kenyataan yang ada dalam hidup pembaca. kesamaan nama tokoh, tempat, atau hal lainnya adalah kebetulan semata, namun bila memang disengaja oleh penulis, itu merupakan kesengajaan yang benar-benar disengaja dan tidak direkayasa.

-bagian 1-

///HARI INI///
aku berjalan menyusuri lorong kampus, sendiri, dan merasa sepi..
aku melihatnya, jauh ke dalam matanya, raut bahagia terpancar dari sana, berbanding terbalik dengan apa yang sedang aku rasa.
dia, yang selama ini bersamaku, menemaniku, mendukungku, kini pergi meninggalkanku.
aku yang mengacuhkannya, aku yang tak mempedulikannya, aku yang membiarkannya, aku yang melakukan semua itu selama ini, membuatnya merasa tak dihargai sama sekali.
kini ia berpaling, meninggalkanku jauh di belakang, tertinggal begitu jauh. dia ada dimasa kini dan aku masih berada jauh di masa lalu yang menahanku untuk tetap melanjutkan hidup.
aku berdiri di tepi sungai yang membelah kampus dengan jalanan. membayangkan seandainya aku bisa terbang melewati sungai itu dan berada di sisi lain dengan sekejap.
aku melangkah ke depan, semakin mendekat dengan tepian itu, sedetik kemudian aku telah terbang, melayang bebas dan kemudian tertarik oleh gaya gravitasi yang menarikku keras ke bawah.

***
///365 hari sebelum hari ini///
>aku: terimakasih untuk infonya.
>mita: sama-sama.
(aku berjalan menjauh, dan kemudian..)
>mita: apa kita pernah bertemu sebelumnya?
>aku: aku pikir tidak.. (jawabku tersenyum dan kemudian melangkah menjauhinya)
>mita: (sedikit berteriak) aku rasa kita pernah bertemu, hanya saja kita tidak menyadarinya.
>aku: (tersenyum kecil) baiklah, terserah kamu..
***
///7 hari sebelum hari ini///
>mita: (menangis) aku bertemu dengannya ketika aku menangis di taman kampus.
>aku: apa dia tampan?
>mita: (tersenyum di sela tangisannya) lumayan.
>aku: apa aku akan kehilanganmu?
>mita: (tertunduk) aku tak ingin meninggalkanmu..
>aku: (menyandarkan kepala ke kursi taman) kita bukan anak kecil lagi.
>mita (tertunduk, dan terdiam)
>aku: aku tau kamu pasti akan mendapatkan yang jauh lebih baik daripada aku, dan laki-laki itu mungkin lebih baik daripada aku.
>mita: (berusaha tegar) aku mencintaimu lebih dari yang kamu tau dan tak akan ada yang akan mendapatkan lebih dari itu kecuali kamu.
>aku: (memandangnya) apa yang telah kuberikan padamu selama ini? hanya luka.
>mita: (tersenyum) kamu beri aku indahnya mencintai seseorang.
>aku: (menutup mata) aku bukan orang yang harusnya kamu cintai.
>mita: (terdiam)
>aku: cintailah orang yang pantas.
***
-bersambung-

diantara mereka .

April 05, 2010



percakapan cowok yang selingkuh.
pemain:
cowok: PUTRA
cewek:-sebagai pacar adalah DEWI -sebagai selingkuhan adalah DEVI


**percakapan pertama, PUTRA ngomong sama DEWI dengan niat awal ngajak putus dan bisa pacaran dengan DEVI tanpa takut ketahuan selingkuh. tapi ada hal-hal yang diluar dugaan.
berikut percakapannya:
>PUTRA: Mm, mami pernah mikirin hubungan kita gak?
>DEWI: Mikirin gimana?
>PUTRA: ya.. menurut mami kita baik-baik aja kah?
>DEWI: (hanya menganggukkan kepala)
>PUTRA: kalo papi bilang sih, ada yang salah mii dengan hubungan kita.
>DEWI: apanya?
>PUTRA: (diam sejenak) ya kita nih sebenernya gak cocok..
>DEWI: (sedikit terkejut, dan kemudian tersenyum) udah lama papi ngerasa kayak gini?
>PUTRA: (hanya menganggukkan kepala)
>DEWI: kenapa papi baru ngomong sekarang?
>PUTRA: ya gimana ya mii, apapun yang papi bilang kan selalu salah dimata mami. papi bener-bener gak tahan dengan fluktuasi sifat mami yang naik-turun. kadang kelihatan cinta banget, kadang gak cinta, kadang perhatian banget, kadang cuek abis, kadang peduli, kadang juga acuh sama papi. padahal mami ngerti papi pengen ngerasa dicintai, ngerasa diperhatiin. hari ini peduli dan cinta banget, besok bisa cuek dan gak peduli sama sekali. hari ini mami anggap papi pacar yang selayaknya, besoknya mami anggap papi seperti orang lain yang gak ada artinya dihidup mami.
>DEWI: papi mau putus?
>PUTRA: (tidak menjawab) mami?
>DEWI: ya enggak lah pii.. (sambil menggenggam tangan PUTRA) papi tau nggak, mami tuh cinta banget sama papi. papi kan tau mami orangnya cuek, mami tau mami gak bisa buat papi selalu ngerasa diperhatiin. tapi kan mami tidak dengan sengaja lakuin itu ke papi. mami janji bakal rubah sikap mami demi hubungan kita..(tersenyum) kecuali, kalo papi pengen putus..
>PUTRA: (terdiam dan batal mengatakan PUTUS)

**percakapan kedua, PUTRA ngomong sama DEVI dengan niat mengakhiri perselingkuhan diantara mereka dan berusaha membangun hubungan yang baik dengan DEWI yang telah berjanji untuk menjadi lebih baik.
berikut percakapannya:
>DEVI: (dengan wajah bahagia) akhirnya kamu mau ngajak aku keluar. gak enak kalo pacaran sembunyi terus.
>PUTRA: (dengan wajah suram) kamu cantik banget malam ini. kamu gak pernah secantik ini..
>DEVI: ini spesial buat kamu..
>PUTRA: VI..
>DEVI: apa sayang..?
>PUTRA: (berlahan-lahan) kayaknya hubungan kita harus.. udahan deh VI..
>DEVI: (tertegun dan tak percaya) bisa kamu ulang?
>PUTRA: menurut saya, sebaiknya kita putus.. dan jangan kembali lagi
>DEVI: boleh kutau kenapa?
>PUTRA: saya sayang dia.
>DEVI: (tertunduk dan menangis)
>PUTRA: dan dia juga sayang sama saya.
>DEVI: (tetap terdiam)
>PUTRA: saya sadar, kamu tuh lebih kalo dibandingin dengan dia. tapi itu bukan alasan saya untuk putus dengannya.
>DEVI: bukankah semua orang mencari yang lebih baik untuk dirinya?
>PUTRA: kalo saya terus mencari yang lebih baik, suatu saat saya akan meninggalkan kamu. saya harus punya komitmen. kami berdua udah mau berubah untuk hubungan kami ini.
>DEVI: dengan aku, kamu gak harus berubah. aku akan terima kamu apa adanya dan gak menuntut apapun.
>PUTRA: itu yang membuat saya jatuh cinta sama kamu.
>DEVI: berani-beraninya kamu sekarang ngomong cinta.
>PUTRA: saya memang cinta sama kamu. tapi saya harus memilih dan harus punya komitmen.
>DEVI: (terdiam)
>PUTRA: kalo nanti saya gagal sama DEWI, saya rela balik lagi sama kamu, buat ngemis-ngemis lagi sama kamu, buat di injek-injek lagi sama kamu, saya rela.
>DEVI: aku punya 2 permintaan.
>PUTRA: (terdiam)
>DEVI: (menangis) pertama, jangan pernah kamu ketemu aku lagi. kedua, jangan pernah kamu sapa aku lagi..
>PUTRA: (terdiam) setuju.
>DEVI: (terkejut) sebenernya aku berharap respon yang lebih dramatis dari jawaban kamu..
>PUTRA: kalo saya ketemu dan nyapa kamu lagi, nanti saya leleh lagi sama kamu.
>DEVI: (menangis terus)
>PUTRA: kamu itu bagian terbaik dalam hidup saya. semua perhatian kamu, pengertian kamu, sayang kamu, dan kamu buat saya merasakan itu semua selama ini. tapi kamu datang di saat yang tidak tepat.
>DEVI: saya.. sayang.. banget.. sama.. kamu..
>PUTRA: (terdiam sejenak) saya juga sayang banget sama kamu.
>DEVI: (menangis, terdiam, lalu berdiri dan pergi)
>PUTRA: (menutup mata dan berbicara pelan) kamu benar-benar cantik hari ini, belum pernah secantik ini...........

begitulah akhirnya, PUTRA kembali pada DEWI dan menjalani hubungan yang lebih baik.
pendapat pribadi:
gak bakal ada 2 orang yg cocok banget, tetep kudu saling ngerti, saling menerima, dan saling memahami satu sama lain..^^

Say 'Hello' .. ^^

free counters

 

Find us on Facebook

Most Reading